
Mulailah untuk merasa bahagia sejak sedari sekarang. Bahagia bukan berada jauh diluar sana, namun ia ada, bahkan sangat dekat dengan diri kita. Jika kita berfikir bahwa kita bahagia maka kita akan berbahagia, begitu juga bila sebaliknya. Dengan cara itu kita akan mampu menghadapi tantangan hidup, dan rasa optimis menjadi muncul serta rasa oercaya diri yang menebal. Sehingga kebahagiaan itu kemudian tidak lagi jadi bergantung pada keadaan, namun bagaimana kita mampu mengubah keadaan itu dari sudut pandang kita.
Tiba -tiba saya jadi teringat dengan Prof Yayah Koswara seorang dosen senior yang pernah mengajarku dikelas PSL-IPB dengan membawa sebuah bejana, beberapa batu, dan pasir. Beliau mengajarkan skala prioritas didalam penelitian. Ambil yang besarnya dulu, baru isi dengan pernak dan pernik kembang-kembang isu yang melekat dengannya.
Saya setuju dengan ajaran beliau, terkait dengan hari ini. Yaitu, apapun yang dilakukan oleh oknum pengajar PSL-IPB yang saya duga terkait dengan pidana pemerasan pendidikan, tidak boleh membuat hati saya tidak bahagia dan kontra produktif. Apalagi bila sampai mempengaruhi kebahagiaan keluarga serta orang-orang tercinta yang dekat dihatiku hari ini, semisal suami dan anak-anakku
Ada hal yang sangat saya yakini, terkait dengan tidak ingin mengikuti dugaan kejahatan yang disarankan. Yaitu.... kelak di akhirat nanti saya akan bersaksi terhadap kejahatan serius yang telah dilakukan oknum pengajar ini yang sangat tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya dikelas terkait dengan etika moral civitas academica.
Bismillaaaah... Allahu Akbar!